Ketika Aku menjadi GURU


 
Dulu, aku tak pernah membayangkan menjadi seorang guru. Sempat aku mengatakan keinginanku mengenai profesi yang aku inginkan, yaitu bisa menjadi seorang guru seperti ayahku. Namun, aku masih ragu untuk konsisten dengan apa yang aku inginkan. Mengapa? Karena aku tidak yakin apakah aku bisa menjadi guru yang baik, seorang guru yang selama ini menjadi idaman bagi murid – muridnya. Seorang guru yang mampu menjadi sahabat, orang tua, dan guru bagi murid –muridnya.

Aku tahu akan kemampuanku, walaupun di sekolah nilai akademikku selalu bagus, namun aku mempunyai banyak kekurangan. Salah satunya adalah aku tidak mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Sedangkan ketika mengajar, guru di tuntut supaya bisa mengajarkan materi yang disampaikan kepada anak didiknya dengan jelas dan tepat. Namun, aku selalu berusaha untuk selalu meningkatkan segala kemampuanku. Supaya bisa menjadi sosok guru yang tidak hanya memberikan suatu pelajaran semata, namun memberikan suatu bimbingan kepada anak didik.

Sempat aku mengikuti bimbingan seorang guru untuk menanyakan bidang apa yang cocok yang harus aku jalani. Guruku mengatakan bahwa aku pantas untuk menjadi seorang guru. Aku pun semakin mantap untuk mengambil jurusan kependidikan. Orang tua pun sangat mendukungnya. Ketika aku diterima di UNNES dengan jurusan PGSD, ibuku sangat senang mendengarnya. Karena, yang menyuruhku mengambil jurusan ini adalah ibuku. Namun, ayahku kecewa terhadap apa yang aku pilih. Aku berusaha untuk membujuk ayahku, tapi tetap saja diam tak memberi komentar lagi.

Guru memang suatu profesi yang mulia, yang berupaya dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Disamping itu, guru harus mempunyai dedikasi yang tinggi, ketekunan serta kesabaran dalam menghadapi anak didiknya kelak. Guru adalah sosok yang akan menjadi panutan bagi siswanya. Menjadi guru tidaklah mudah. Karena, disamping mengajarkan suatu materi pelajaran, guru juga dituntut untuk membimbing siswanya.  Apalagi bila menjadi guru SD. Karena, Sekolah Dasar merupakan awal bagi siswa untuk mencari suatu pengetahuan, pengalaman serta keterampilan di lingkup lembaga pendidikan meskipun ada yang sudah melalui PAUD ataupun TK. Oleh karena itu, seorang guru SD haruslah memahami akan kebutuhan siswanya, potensi-potensi yang dimiliki, serta masalah-masalah yang menghambat proses belajar siswa. Menjadi guru juga membutuhkan kepribadian yang majemuk, seperti dapat tampil sesuai dengan kondisi anak yang sesuai perkembangan anak.

Ketika aku menjadi guru, aku akan menjadi guru yang pantas untuk digugu lan ditiru, menjadi teladan dan contoh yang baik kepada muridku.  Ini bukan suatu perkataan yang mudah dilontarkan. Karena diperlukan suatu perbuatan dan sikap untuk membuktikannya. Pernah aku bayangkan betapa sulitnya nanti ketika aku menjadi guru. Mungkin aku akan merasa takut gagal dalam mendidik murid. Karena, mengajar bukanlah suatu hal yang mudah, butuh suatu latihan, dibutuhkan kesabaran dan ketekunan tentunya. Namun, aku percaya dengan segala kekurangan dan kelebihanku, aku akan mampu menjadi guru. Dengan berjalannya waktu, mengajar bukannlah suatu kewajiban sebagai sebuah profesi namun akan menjadi kebutuhan dan mengalir saja tanpa beban.

Bahagia sekali bila bisa menjadi guru yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri, murid, keluarga, orang lain, serta lingkungan sekitar. Apalagi kalu bisa mencetak generasi muda yang cerdas dan unggul, itu merupakan suatu kebahagian sendiri bagi seorang guru. Hari ini kita mendidik mereka, namun hasilnya akan berefek pada masa depan mereka.

 

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Perkembangan Bahasa Anak

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU